Haii... kangen dah lama ngga buka blog .. :( ga posting2.. maklum deh orang sibuk mah..
hahahaha..
oke guys, pada kesempatan kali ini saya mo share tugas saya nih ke sini..
dari pada mubadzir..
buat yang suka pidato .. bisa kok ambil contoh dari materi ini.. hehe
MEMBANGUN CITA CITA DENGAN AKHLAK MULIA
Kita pasti sudah tidak asing
lagi dengan kata “cita-cita” tapi, apakah kalian mengetahui apa itu cita-cita?
Pada dasarnya cita-cita
adalah gambaran masa depan yang diinginkan atau suatu keinginan mulia yang
hendak dicapai oleh seseorang. Misalnya seseorang ingin menjadi seseorang yang
kaya raya sehingga bisa membantu orang-orang yang lemah atau ingin menjadi guru
teladan atau ingin menjadi presiden atau juga ingin menjadi wartawan, dan
lain-lain. Tidak semua keinginan adalah cita-cita. Cita-cita hanya untuk
keinginan mulia. Misalnya, ingin punya motor, mobil, ataupun punya rumah, itu
semua adalah bagian dari cita-cita dan bukanlah cita-cita sebenarnya.
Allah swt, menciptakan
manusia di bumi dan diberikan aturan-aturan agar dapat kembali kepada-Nya
dengan selamat, maka mereka harus memiliki keinginan atau cita-cita yang kuat
untuk mengikuti jalan yang lurus dan juga harus memliki ilmu dan menunjukkannya
ke jalan tersebut. Tanpa cita-cita yang kuat, manusia tidak akan maju
menghadapi hidup. Selanjutnya, tanpa ilmu pengetahuan maka manusia tidak akan
tahu jalan untuk mencapai cita-cita tersebut.
Terkadang kita bertanya,
kenapa kita harus punya cita-cita?
Cita-cita itu sendiri,
dirancang oleh akal diputuskan oleh hati. Orang yang cerdas mampu merancang
berbagai keinginan dan hati yang menatanya untuk menjadi cita-cita. Akal
merancang cita-cita yang tinggi, hatinya mengarahkan cita-cita yang mulia.
Lihatlah seekor sapi atau
kambing yang tidak berakal, maka dia tidak pernah punya cita-cita. Hidupnya
hanya untuk makan, minum dan tidur. Maka, jika ada manusia yang tidak memiliki
keinginan atau cita-cita, maka sama halnya dengan binatang tersebut.
Maka dari itu manusia harus
memiliki cita-cita, karena dengan cita-cita manusia menjadi mulia. Kemuliaan
derajat seseorang ditentukan oleh cita-citanya. Dengan cita-cita itu pula
seseorang menentukan bentuk usahanya. Jika seseorang ingin jadi seorang guru,
maka jalan yang ditempuh akan berbeda dengan orang yang ingin menjadi presiden,
dan sebagaimana.
Allah swt. Berfirman:
Artinya
: “sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda.”
(Q.S. Al-lail : 4)
Ayat ini menegaskan kepada
kita bahwa karena perbedaan cita-cita maka usaha yang di kerjakan oleh manusia
juga berbeda-beda. Setiap orang yang mempunyai cita-cita yang tinggi, tentu
akan membutuhkan usaha yang lebih berat dan tidak boleh sering mengeluh serta
tidak boleh putus asa. Karena putus asa itu akan menggugurkan cita-cita. Allah
swt berfirman:
Artinya
: “Kemudian apabila kamu
telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.“ (QS. Ali Imran : 159)
Kesimpulan dalam ayat di
atas, adalah selain kita berniat (membulatkan tekat) kita juga harus senantiasa
bertaqwa kepada Allah. Agar apa yang kita inginkan mendapatkan keberkahan
dari-Nya.
Apakah diantara kita sudah
punya cita-cita? Jika sudah, Dan apakah kita sudah bertaqwa terhadap Allah swt?
Jika belum, mari kita sama-sama membangun sebuah cita-cita yang mulia.
Bagaimana caranya? Dan bagaimana strateginya?
Cita-cita bisa dibangun
dengan berbagai macam cara, diantaranya adalah dengan cerita-cerita atau
dongeng, bacaan, pengalaman, dan pergaulan. Kita bisa membangun cita-cita yang
tinggi dengan membaca cerita-cerita atau dongeng tentang kehebatan seorang
pedagang. Karena dengan keuletan dan kesungguhannya, dia berhasil menjadi
seorang pengusaha yang kaya raya. Dengan membaca sejarah hidupnya kita bisa
membangun cita-cita yang sama dengan tokoh dalam cerita yang kita baca.
Demikian pula dengan meniru pengalaman-pengalaman pemimpin-pemimpin besar, kita
juga bisa membangun cita-cita untuk menirukan apa yang mereka cita-citakan
sehingga menjadi pemimpin besar.
Pergaulan juga bisa
mempengaruhi cita-cita kita. Jika kita sering bergaul dengan para pengusaha,
kemungkinan besar kita akan bercita-cita jadi pengusaha. Jika kita sering
berkumpul dengan guru, kemungkinan bersar kita ingin jadi guru dan sebagainya.
Cita-cita harus dibangun
sejak dini dari usia muda. Para ulama-ulama besar membangun cita-citanya sejak
kecil. Lihat imam Syafi’i, semenjak
kecil sudah menghafal Al’quran dan ribuan hadist. Begitu tinggi cita-citanya,
hingga dia harus berusaha sangat keras untuk mencapainya. Hingga suatu ketika
Imam Syafi’i berkata:
“cita-citaku setinggi
cita-cita raja, jiwaku adalah bebas dan saya menganggap bahwa kehinaan itu
adalah kufur.”
Para imam yang lain juga
demikian, sejak kecil mereka sudah bercita-cita tinggi setinggi langit,
sehingga ketika dewasa mereka bisa mewujudkkan apa yang di cita-citakan
tersebut.
Membangun cita-cita di butuhkan kesabaran dan
kedisiplinan. Membangun cita-cita biasanya melalui berbagai macam jalan, antara
lain sebagai berikut:
1.
Menentukan cita-cita yang
pasti
Buatlah tujuan hidup yang lebih spesifik, karena dengan lebih
fokus maka kita akan mudah untuk melaksanakannya. Tanpa cita-cita yang jelas
maka seseorang akan hidup tanpa tujuan. Seperti orang ditanya, ingin jadi apa?
Lalu menjawab, ya bagaimana nanti lah, liat kondisi. Orang seperti ini sulit
untuk sukses mencapai cita-citanya karena dia sendiri tidak tahu apa yang dia
cita-citakan.
2.
Menetapkan tujuan yang dapat
diukur
Misalnya, tahun ini saya harus sudah kuliah, 10 tahun lagi
saya sudah harus jadi pengusaha dan sebagainya. Ukuran waktu atau target ini
sangat diperlukan agar kita tidak bersantai-santai dalam menghadapi cita-cita.
Selain itu, kita juga bisa mengevaluasi, mampukah kita menggapai cita-cita
sesuai dengan waktu yang kita inginkan.
3.
Bertindak
Selain tujuan yang jelas, kita juga harus melakukan tindakan
yang nyata untuk mencapai cita-cita tersebut. Cita-cita tanpa diawali dengan
usaha, mustahil akan tercapai karena terkadang ada orang yang berusaha keras
menggapai cita-cita tapi tidak berhasil. Apalagi jika hanya bercita-cita saja,
namun tidak berusaha. Tindakan ini harus dimulai walau sekecil mungkin.
Keberhasilan seseorang akan diukur dari sejauh mana dia melangkah menuju
cita-cita. Jika seseorang ingin menaiki gedung lantai 5, lalu dia hanya sanggup
naik 4, maka di situlah dia gagal mencapai keinginannya.
4.
Bekerja sama
Untuk mempermudah menggapai cita-cita, kita juga perlu
membangun suatu silaturrahmi agar bisa saling membantu menggapai cita-cita.
Jika hanya kita sendirian maka akan membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding
dengan bersama-sama dan saling tolong menolong. Allah swt memerintahkan
umat-Nya agar saling tolong menolong dalam urusan kebaikan. Menggapai cita-cita
adalah perbuatan yang memiliki tujuan sama.
5.
Perencanaan yang matang
Buatlah perencanaan yang matang dan laksanakan sesuai
perencanaan. Untuk membangun gedung yang menjulang, selain dibutuhkan semangat
yang tinggi harus jelas juga perencanaan dan tujuan yang kita buat. Demikian
pula dengan cita-cita, tentu dicapai dengan usaha-usaha yang telah disusun
berdasarkan prioritas. Menggapai cita-cita tanpa perencanaan yang jelas maka
tidak akan sampai dengan sempurna. Dengan perencanaan tersebut, seseorang akan
mengetahui mana yang harus didahulukan dan yang harus di lakukan belakangan.
Ibarat membangun gedung maka dimulai dengan pondasi, kemudian tembok, lalu atap
dan seterusnya. Jika tanpa direncanakan dengan baik maka gedung itu tidak akan
berdiri dengan kokoh.
Ada pun
sebaliknya, sebuah gedung yang tinggi bisa roboh dengan berbagai macam sebab,
diantaranya dengan angin topan, bom, gempa atau ditabrak pesawat. Begitu juga
dengan cita-cita, bisa saja cita-cita seseorang berubah atau bahkan hilang
keinginannya untuk mencapai sesuatu. Ada beberapa hal yang bisa menghancurkan
cita-cita kita, antara lain:
1.
Menyia-nyiakan waktu dan
menunda-nunda pekerjaan.
Inilah yang sebenarnya sering kita lakukan, dan kita
lalaikan. Padahal, pengaruh dari hal ini adalah sangat berdampak sekali dengan
masa depan cita-cita kita. Karena, kita lebih sering bermain dari pada membaca
buku. Naudzubillah .. marilah kita rubah kebiasaan-kebiasaan ini dengan
bersungguh-sungguh guna meraih kesuksesan di masa yang akan datang. Karena
sesungguhnya waktu adalah kesempatan, jagalah waktu kita untuk memperluas
pengetahuan kita, agar tidak menyesal di kemudian hari.
2.
Sifat malas.
Malas adalah bagian dari sifat setan yang akan menggagalkan
cita-cita seseorang. Dengan berbagai macam tipu dayanya, rayuannya, akan selalu
mempengaruhi kita. Akan tetapi, agar kita tidak terpengaruh oleh rayuan dan
segala macam tipu dayanya kita memohon perlindungan kepada Allah swt agar Allah
senantiasa melindungi kita dari sifat malas, dan lemah.
3.
Suka menunda-nunda
Cita-cita akan hancur jika kita suka menunda-nunda pekerjaan.
Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di hari esok, belum tentu besok ada waktu
untuk mengerjakan hal-hal penting. Jadi, buat apa menunda-nunda usaha?. Orang
pandai mempunyai prinsip “Jangan menunda besok, apa yang bisa dikerjakan hari
ini”
4.
Suka berangan-angan
Panjang angan-angan bukan ciri-ciri orang yang hebat, karena
orang seperti ini hanya bisa berandai-andai saja, tetapi tidak mau bekerja.
Berharap sesuatu, tetapi tidak dikerjakan adalah panjang angan dan itulah
pekerjaan setan.
5.
Negative thinking
Diantara orang-orang yang gagal menggapai cita-citanya adalah
orang yang selalu berpikiran negatif. Dia merasa kecil, cita-citanya terlalu
tinggi , selalu berburuk sangka kepada orang lain. Berpikir negatif membuat
orang menjadi malas dan rendah diri. Padahal
cita-cita harus diusahakan dengan jiwa besar dan berlapang dada.
Dari
kesimpulan yang kami sampaikan, dalam pidato ini adalah, ayo!! Dan mari!! Kita
bangun cita-cita kita dengan akhlaq mulia, dengan semangat, rasa percaya diri
dan juga optimis. Dan jangan lupa kita harus menimba ilmu dengan
sedalam-dalamnya. Dan selalu meminta pertolongan Allah dengan do’a, sholat dan
beribadah dengan baik. Dan dianjurkan pula agar kita selalu berhusnudzon atau
berpikir dan bersikap positif, selalu bergaul dengan orang-orang besar. Dan
yang paling utama adalah Istiqomah dan sabar. Karena untuk membangun gedung
yang tinggi harus dikerjakan dengan hati-hati sesuai rencana dan harus
dikerjakan sedikit demi sedikit.
semoga bermanfaat ^o^